MAKALAH KELOMPOK
IMUNOSEROLOGI - III
“ Uji RPR ( Rapid Plasma Reagin ) “
OLEH
KELOMPOK 5
KELAS A
JENI MARYANTI HANGE PEDA
LAODE YASID BASHAR
HARIS
LAODE GAPRIL
ANITA HAIRUNISA
APRIANUS
AKADEMI ANALIS KESHATAN BINA HUSADA
KENDARI
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan tidak lupa juga kami mengucapkan
terimasih banyak kepada Ibu dosen dan teman-teman sekelas yang turut mendukung
kami dalam terselesaikannya makalah ini dengan baik. Makalah ini dibuat sebagai
salah satu nilai tugas dari mata kuliah Imunoserologi-III.
Selanjutnya demi
kesempurnaan dari makalah ini kami mengharapkan saran serta kritik yang
membangun dari Ibu dosen serta teman-teman sekalian. Terimakasih.
Kendari, Desember
2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..............................................................................................1
DAFTAR ISI ..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................3
1.1. Latar Belakang Masalah ..........................................................................3
1.2. Rumusan Masalah ..........................................................................3
1.3.Tujuan ..................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................5
2.1. Penyakit sifilis ..........................................................................5
2.2. Rapid plasma Reagin ..............................................................
8
2.3. Uji RPR ..................................................................................................
9
BAB III PENUTUP ..................................................................................................13
3.1. Kesimpulan ......................................................................................13
3.2. Saran ..................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri spiroset Treponema pallidum
sub-spesies pallidum. Rute
utama penularannya melalui kontak seksual; infeksi
ini juga dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat
kelahiran, yang menyebabkan terjadinya sifilis kongenital.
Penyakit lain yang diderita manusia yang disebabkan oleh Treponema pallidum termasuk yaws (subspesies pertenue), pinta(sub-spesies carateum), dan bejel (sub-spesies endemicum).
Tanda dan
gejala sifilis bervariasi bergantung pada fase mana penyakit tersebut muncul
(primer, sekunder, laten, dan tersier). Fase primer secara umum ditandai dengan
munculnya chancre tunggal
(ulserasi keras, tidak menimbulkan rasa sakit, tidak gatal di kulit), sifilis
sekunder ditandai dengan ruam yang menyebar yang seringkali muncul di telapak
tangan dan tumit kaki, sifilis laten biasanya tidak memiliki atau hanya
menunjukkan sedikit gejala, dan sifilis tersier dengan gejala gumma, neurologis, atau
jantung. Namun, penyakit ini telah dikenal sebagai "peniru ulung"
karena kemunculannya ditandai dengan gejala yang tidak sama. Diagnosis biasanya
dilakukan melalui tes darah; namun, bakteri
juga dapat dilihat melalui mikroskop. Sifilis dapat diobati secara efektif
dengan antibiotik,
khususnya dengan suntikan penisilin G (yang
disuntikkan untuk neurosifilis), ataupun ceftriakson, dan bagi
pasien yang memiliki alergi berat terhadap penisilin, doksisiklin atau azitromisin dapat
diberikan secara oral atau diminum.
1.2. Rumusan
masalah
1. Apa
yang dimaksud penyakit sifilis ?
2. Apa yang
di maksud dengan RPR ?
3.
Bagaimana cara pemeriksaan ?
1.3. Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud penyakit sifilis ?
2. Untuk
mengetahui apa yang di maksud dengan RPR ?
3. Untuk
mengetahui bagaimana cara pemeriksaan ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Penyakit Sifilis
Immunoassay untuk sifilis
memegang peranan yang penting dalam diagnosis laboratories dari penyakit
sifilis ,sebab perjalanan penyakit lama dan sampai dewasa ini T. pallidum belum
berhasil untuk dibenihkan pada suatu media perbenihan . sedangkan pemeriksaan
secara langsung (mikroskopis) hanya dapat dikerjakan pada bahan yang diambil
dari lesi lues (ulcus durum,condylomata lata,dan reseola) yang seringkali hanya
muncul dalam waktu yang relative singkat dan sering member hasil yang negative
semu.
Suatu infeksi dengan suatu
kuman,umumnya akan membangkitkan pembentukan antibody pada tubuh
penderita.Demikian juga halnya pada infeksi dengan T.pallidum . pembentukan
antibody pada penderita sifilis baru terjadi setelah agak lama penderita
menderita penyakit tersebut,yaitu dimulai pada akhir stadium pertama atau
permulaan stadium kedua.
Hal ini terutama disebabkan
oleh karena kuman ini diliputi oleh suatu selaput mucoid yang menyebabkan kuman
ini menjadi kebal terhadap fagositosis. Baru setelah kuman ini agak lama berada
dalam tubuh atau telah menyebar ke kelenjar lemfe regional(akhir stadium
pertama), pembentukan antibody humoral yang nyata mulai terjadi.
Dari segi imunoassai ,suatu
infeksi dengan T .pallida.yang dikenal sebagai penyebab dari sifilis akan
menimbulkan 2 jenis antibody sebagai berikut :
1.
Antibody
nontreponemal atau regain sebagai akibat dari sifilis atau penyakit infeksi
yang lain. Antibody ini baru terbentuk setelah penyakit menyebar ke kelenjar
limfe regional dan menyebabkan kerusakan jaringan. Antibody ini memberikan
reaksi silang dengan beberapa antigen dari jaringan lain seperti misalnya
dengan antigen lipoid dari ekstrak otot jantung.
2.
Antibody
treponemal yang bereaksi dengan T.pallida. dan closelyrelatedstrains. Dalam
golongan antibody ini dapat dibedakan 2 jenis antibody,yaitu:
a.
Group
treponemal antibody, yaitu antibody terhadap antigen somatic yang dimiliki oleh
semua Treponema.
b. Antibody treponemal yang spesifik,yaitu antibody
terhadap antigen spesifik dari T.Pallidum.
2.2. Rapid Plasma
Reagin (RPR)
Tes
RPR (Rapid Plasma Reagin) adalah suatu tes untuk mengetahui ada atau tidaknya
antibodi terhadap kuman Treponema Pallidum.Tetapi tes ini menggunakan antigen
yang non spesifik (dengan kata lain ni, antigen ini dibuat semirip mungkin
dengan antigen Treponema).Tapi ada juga pemeriksaan Treponema dengan menggunakan
antigen yang berasal dari kuman Treponema(antigen spesifik),tapi antigen
ini haraganya lebih mahal, pemeriksaan ini disebut dengan pemeriksaan
TPHA.Kuman Treponema ini menyebabkan penyakit yang disebut Syphilis(Raja
Singa).Penyakit Syphilis ini menular, terutama kalau seorang penderita
Syphilis melakukan kontak seksual dengan orang lain,pasti orang ini akan
tertular penyakit ini.
Suspensi
antigen dalam uji RPR mengandung artikel arang yang memungkinkan terjadinya
flokulasi yang terlihat secara makroskopik. Perbedaan utama antar uji RPR
dengan uji VDRL yaitu RPR menggunakkan antigen yang telah di stabilkan,
menggunakan kartu dan bukan piringan , menggunakan serum selain juga plasma,
dan serumnya tidak perlu di panaskan. Karena hanya sedikt sampel yang di
perlukan, dapat juga di gunakan plasma atau serum daridarah kapiler. Uji RPR
tidak dapat di gunakan untuk mmenguji cairan otak.
Pada uji RPR, antigen
sudah siap untuk di pakai segera. Antigen tidak perlu di buat atau di encerkan
sebelumnya. Reagen antigen yang belum di buka mempunyai masa simpan satu tahun;
di anjurkan untuk menyimpannya di lemari pendingin. Begitu di buka, reagen
antigen mempertahankan reaktivitasnya selam 3 bulan jka di simpan dalam lemari
pendingin dalam dispenser plastiknya. Uji RPR sedikit lebih sensitiv daripada
VDRL dan lebih mudah serta cepat pengerjaannya. Reaksi positif palsu terjadi
sedikit lebih sering pada uji RPR dibanding uji VDRL. Beberapa perangkat
komersial memerlukan pemusing ,mekanik untuk mencampur reagen, sedangkan
perangkat lainnya dapat di putar secara manual.
2.3. Uji RPR
(Rapid Plasma Reagin)
a.
Pra Analitik
Judul : pemeriksaan RPR (Rapid
Plasma Reagin)
Tujuan :Mengetahui
adanya antibody non Treponema (reagin) dalam serum sampel.
Metode : semikuantitatif
Prinsip : Adanya antibody Reagin
(antibody non troponema)dalam serum penderita akan bereaksi dengan antigen
lipoid terdiri dari mikro partikel charcoal (carbon) membentuk presipitasi.
Alat dan Bahan :
a.
Serum sampel
b.
Larutan Saline (0,85%)
c.
Rotaror
d.
Slide putih
dengan 7 lingkaran (pakai 2 slide putih)
e.
Klinipet
50ul
f.
Tips kuning
b. Analitik
Prosedur kerja
·
Uji RPR Kualitatif
1. Kelluarkan
perangkat reagen dari lemari pendingin dan biarkan reagen menghangat sampai
mencapi suhu ruangan.
2. Kembalikan
serum kontrol ke kondisi semula dengan menambahkan air suling sesuai volume
anjuran.
3. Setiap
sumur pada kartu RPR di beri label menggunakan nomor laboratorium sampel yang
akan di uji, termasuk serum untuk serum kontrol positif, positif lemah dan
negatif.
4. Gunakan
penetes sekali pakai untuk menambahkan 50ul serum atau plasma yang tidak di
panaskan ke sumur yang bersesuaian. Gunakan penetes baru untuk tiap sampel.
5. Kocok
suspensi antigen perlaha-lahan
6. Dan
tambahkan satu tetes yang jatuh bebas ke tiap sumur dengan menggunakan jarum
penetes antigen yang telahdisediakan. Campurlah suspensi antigen dan serum
dengan hati-hati. Gunakan pengaduk baru untuk tiap sampel. Lebarkan sampai
menutupi area sumur.
7. Tempatkan
kartu pada pemusing mekanik dengan humidity cover terpasangdan putar selama 8
menit. Jika tidak tersedia pemusing mekanik. Putar kartu dengan tangan dengan
gerakan memutar konstan selama 2 menit, kemudian letakan dalam cawan yang
lembab yang mengandung tisu atau kertas saring basah selama 6 menit. Angkat
kartu dan putar sebentar untuk mendapatkan pembacaan akhir. Hati-hati jangan
sampai terjadi kontaminasi silang antar sampel.
8. Catat
hasil uji :
·
Gumpalan flokulasi kecil sampai besar :
reaktif
·
Kekeruhan suspensi partikelyang merata :
non-reaktif
9. Siapkan
pengenceran serial bagi serum yang reaktif untuk memperkirakan titer antibodi
·
Uji RPR semi Kuantitatif
1. Kelurkan
perangkat reagen dari lemari pendingin dan biarkan reagen menghangat sampai
mencapai suhu ruangan.
2. Beri
label sebaris kartu RPR yang terdiri atas 5 sumur dengan nomor laboratorium
sampel yang akan di uji.
3. Gunakan
penetes sekali pakai untuk menambahkan satu tetes larutan saline(0,85%) ke tiap
sumur. Jangan di lebarkan.
4. Gunakan
penetes baru untuk menambahkan satu tetes sampel serum ke sumu pertama. Campur
dengan cara menarik dan menekan penetes 5-6 kali (hindari terbentuknya
gelembung).
5. Pindahkan
50ul sampel yang telah tercampur (pengenceran 1:2) ke sumur berikutnya. Campur.
Ulangi prosedur tersebut sampai sumur ke 5(pengenceran 1:32). Buang 50ul dari
pengenceran terakhir.
6. Lebarkan
sampel yang telah di encerkan ke seluruh area sumur ujidi mulai dari
pengenceran yang terbesar. Gunakan pengaduk baru untuk tiap sampel.
7. Kocok
suspensi antigen dengan perlahan-lahan dan tambahkan satu tetes yang jatuh
bebas ke tiap sumur dengan menggunakanjarun penetes antigen yang telah di
sediakan . campurlah suspensi antigen dan serum dengan hati-hati. Gunakan
pengaduk baru untuk tiap sampel. Lebarkan sampai menutupi area sumur.
8. Tempatkan
kartu pada pemusing mekanik di bawah humidity cover dan putar selama 8 menit.
Jika tidak tersidia pemusing mekanik, putar kartu dengan tangan dengan geraka
memutar yang konstan selama 2 menit, kemudian letakkan dalam cawan yang lembab
yang mengandung tisu atau kertas saring basah selama 6 menit. Angkat kartu dan
putar sebentar untuk mendapatkan pembacaan akhir. Hati-hati jangan sampai
terjadi kontaminasi silang antara sampel.
9. Angkat
kartu dari pemusing dan periksalah secara makroskopik di bawah cahaya yang
cukup. Pengenceran tertinggi yang mengandung aglutinasi makroskopik adalah
titer sampel tersebut.
10. Jika
sampel positif pada pengenceran 1:32, seri pegenceran harus di perluas. Buat
pengeceran 1:16 dalam larutan saline (0,85%) dan lakukan pengenceran serial
seperti yang di jabarkan di atas.
c.
Pasca Analitik
Interpretasi Hasil
Reaktif
(positif +) jika terbentuk agregat besar ditengah dan dipinggir lingkaran.
Weak
(positif ± lemah)jika agregatnya halus pada pinggir lingkaran
Non
reaktif(negative -)jika tidak terbentuk agregat
Penulisan hasil
Amati lingkaran yang terjadi aglutinasi dengan memperhatikan titernya:
Lingkaran
|
Titer
|
1
|
½
|
2
|
¼
|
3
|
1/8
|
4
|
1/16
|
5
|
1/32
|
6
|
1/64
|
7
|
1/128
|
Tulis hasil dengan menentukan lingkaran paling akhir yang menunjukkan
adanya aglutinasi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tes
RPR (Rapid Plasma Reagin) adalah suatu tes untuk mengetahui ada atau tidaknya
antibodi terhadap kuman Treponema Pallidum. Tetapi tes ini menggunakan antigen
yang non spesifik (dengan kata lain ni, antigen ini dibuat semirip mungkin
dengan antigen Treponema). Tapi ada juga pemeriksaan Treponema dengan
menggunakan antigen yang berasal dari kuman Treponema(antigen
spesifik),tapi antigen ini haraganya lebih mahal, pemeriksaan ini disebut
dengan pemeriksaan TPHA.Kuman Treponema ini menyebabkan penyakit yang disebut
Syphilis(Raja Singa).Penyakit Syphilis ini menular, terutama kalau
seorang penderita Syphilis melakukan kontak seksual dengan orang lain,pasti
orang ini akan tertular penyakit ini.
DAFTAR
PUSTAKA
https://ainyyayyna.wordpress.com/2013/06/27/serologi/
, di akses tanggal 10 desember 2014
http://ahmadihwan.blogspot.com/2012/11/daftarisi-daftarisi-imunokromatografi.html
di akses tanggal 10 desember 2014